Mengajar :
Menulis :
Berbisnis :
Ketiga buku ini menceritakan dengan detil kisah Perang Badar, Uhud dan Khandaq beserta dengan hikmah dan ibrah di setiap kisahnya.
Ketika sebuah pasukan perang kembali membawa kemenangan, umumnya mereka disambut aneka sanjungan. Hal ini sungguh berbeda dengan surat al-Anfal yang turun usai Perang Badar. Komentar ilahiyah itu justru tak banyak memberikan pujian, tapi sarat kritik dan anjuran berbenah.
Di sinilah Allah ingin memberikan pelajaran berharga bagi kaum Muslimin. Bahwa, orang yang menang tak selalu harus mendapat sanjungan, dan orang kalah tak mesti dikritik habis-habisan. Sebab, sanjungan kerap membuat orang lupa diri, kritikan tak jarang membuat orang putus asa.
Buku ini bukan semata menuturkan bagaimana terjadinya perang Badar, tapi juga membedah strategi Nabi memenangkan pertempuran.
Judul : Manajemen Kemenangan, Belajar dari Perang Badar
Penulis : Hepi Andi Bastoni
Ukuran : 13 x 17 cm
Penerbit : Pustaka al-Bustan
Halaman : xx + 297 halaman
Harga asli : Rp 75.000
Harga Promo Rp 50.000
Allah menyebut kekalahan itu dengan qarhun (luka). Karena itu, wajar jika di antara sekian banyak peperangan yang diikuti Rasulullah, yang paling berkesan adalah Perang Uhud. Perang ini tak hanya menyisakan kenangan pahit, tapi juga penyesalan begitu mendalam.
Berkeluh kesah dan menyesali kekalahan tentu takkan membuahkan manfaat. Mengatur strategi dalam menghadapi kekalahan lalu mengubahnya menjadi kemenangan, itu yang harus jadi tujuan.
Apa saja strategi menghadapi kekalahan? Bagaimana mengubahnya menjadi kemenangan? Buku ini mengurainya.
Judul buku : Kekalahan Menjadi Kemenangan, Belajar dari Perang Uhud
Penulis : Hepi Andi Bastoni
Ukuran : 13 x 17 cm
Penerbit : Pustaka al-Bustan
Halaman : xvii + 251 halaman
Harga : Rp 75.000
Harga Promo : Rp. 50.000
Madinah dikepung. Dari luar, pasukan Quraisy dan sekutunya terus mengintai bak harimau yang sedang mengincar buruannya. Dari dalam Madinah, Yahudi Bani Quraizhah berkhianat ibarat anjing yang siap menggigit tuannya. Orang-orang munafik pun menggunting dalam lipatan, siap memanfatkan peluang jika tiba saatnya.
Dalam kondisi terjepit seperti itu, pasukan kaum Muslimin menggagas parit sebagai benteng pertahanan. Strategi yang sama sekali tak dikenal di kalangan bangsa Arab sebelumnya. Hampir sebulan mereka dikepung. Tapi umat Islam bisa bertahan. Bahkan, di akhir peperangan merekalah yang menang. Nabi saw pun berseru lantang, Mulai sekarang, kita yang menyerang mereka. (HR Bukhari).
Nah, bagaimana strategi kaum Muslimin dalam memenangkan peperangan ini? Apa saja hikmah yang bisa kita ambil untuk dilaksanakan di era sekarang?
Judul buku : Menang dengan Bertahan, Belajar dari Perang Khandaq
Penulis : Hepi Andi Bastoni
Ukuran : 13 x 17 cm
Penerbit : Pustaka al-Bustan
Halaman : xx + 297 halaman
Harga asli : Rp 75.000
Harga Promo : Rp. 50.000